Hormon adalah penyebab terjadinya perubahan pada tubuh dan emosi selama pubertas. Pada laki-laki, hormon yang berperan adalah bernama testosteron.
Hormon ini dihasilkan di testis. Ia kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah, dibawa menuju berbagai jaringan, dan menimbulkan efek tertentu pada jaringan tersebut sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Testosteron adalah hormon yang dianggap sebagai androgen atau hormon seksual pria. Ini adalah steroid alami dalam tubuh dan diproduksi terutama di testis, tetapi juga dapat diproduksi dalam jumlah yang lebih kecil oleh kelenjar adrenal (Pada wanita, jumlah yang lebih kecil dari testosteron yang dibuat dalam ovarium).
Produksi testosteron diatur terutama oleh kelenjar hipofisis, yang menandakan perlunya testosteron tambahan dengan melepaskan hormon luteinizing, atau LH.
Pada pria, selama masa pubertas akan terjadi pemadatan otot; dan tubuh menjadi semakin tinggi. Pertambahan tinggi ini bisa mencapai 4 inci per tahun, bergantung pada potensi genetikmu.
Kepala adalah bagian pertama yang bertumbuh, kemudian diikuti dengan lengan dan tungkai, dan akhirnya bagian leher dan pundak bersamaan dengan seluruh tubuh.
Perubahan pada payudara selama pubertas, beberapa remaja pria juga mengalami pembesaran payudara, tapi umumnya ini hanya sementara dan hilang sesudah masa pubertas.
Akan tetapi, jika pembesaran ini tidak hilang hingga seterusnya; kalian harus segera periksa ke dokter.
Seiring dengan pertumbuhan rambut di bawah ketiak, kelenjar yang memproduksi minyak dan lemak juga mulai bertumbuh. Jika kelenjar tersumbat, jerawat akan muncul.
Saat pubertas, tubuh pria memproduksi testosteron dalam jumlah besar, yang mengakibatkan perubahan pada sebagian besar tubuh, termasuk laring yang ia bertumbuh semakin besar. Saat laring tumbuh membesar selama pubertas, ia menjadi menonjol ke depan. Ini yang dinamakan jakun.
Saat laring pria tumbuh, pita suara menjadi lebih panjang dan tebal. Selain itu, tulang-tulang ikut membesar sehingga lubang sinus, hidung, dan tenggorokan belakang membesar. Ini membuat suaramu menjadi terdengar terlalu nyaring atau terlalu halus. Perubahan suaramu ini terjadi perlahan-lahan; meskipun bisa juga terjadi secara tiba-tiba sehingga kita merasa lucu, malu, dan bingung. Semua orang mengalaminya. Kebanyakan orang bisa memahaminya. Itu bukan salahmu. Jadi, tidak perlu merasa tertekan.